Sabtu, 07 Februari 2009

Eny S : TULISAN PADA SEBUAH KERTAS BEKAS


TUHAN IJINKAN AKU

Tuhan izinkan kita mengalami sebuah proses

yang terkadang sakit bukan karena Dia tidak sayang dengan kita.

Tuhan izinkan itu terjadi, karena Tuhan tau kemampuan kita

dan Dia sudah memiliki rencana yang lebih besar untuk kita.

Dia ingin anak-anakNya dapat belajar melalui pengalaman

Dia sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk kita

Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya

Yang kita lakukan adalah menyerahkan seluruh hidup kita ditanganNya

Menyerahkan segala kekuatiran kita dan membiarkan tangan Tuhan yang bekerja dalam segala perkara.

Tuhan izinkan kita mengalami sebuah proses

yang terkadang sakit bukan karena Dia tidak sayang dengan kita.

Tuhan izinkan itu terjadi, karena Tuhan tau kemampuan kita

dan Dia sudah memiliki rencana yang lebih besar untuk kita.

Dia ingin anak-anakNya dapat belajar melalui pengalaman

Dia sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk kita

Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya

Yang kita lakukan adalah menyerahkan seluruh hidup kita ditanganNya

Menyerahkan segala kekuatiran kita dan membiarkan tangan Tuhan yang bekerja dalam segala perkara.

Sang waktu terus berjalan

Rangkaian peristiwa tlah kulalui

Banyak warna telah menghiasi hidupku

Terus aku berjalan menyusuri garis hidupku

Mencoba tuk mengerti dan menjalani

Apa yang telah digariskan Sang Pencipta bagi diriku

Menyerahkan hidupku dan membiarkan tanganNya bekerja

Dengan satu kenyakinan yang pasti

Bahwa Ia akan brikan yang terbaik

Untuk kehidupan dan masa depanku

“ Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak”.

Di Badai Topan Dunia

Dibadai Topan Dunia…Tuhanlah Perlindunganmu

Kendati goncang semesta…Tuhanlah Perlindunganmu

Reff :

Ya Yesus Gunung Batu di dunia…di dunia…di dunia

Ya Yesus Gunung Batu di dunia…tempat berlindung yang teguh

Baik siang maupun malam g’lap… Tuhanlah Perlindunganmu

Niscaya takutmu lenyap… Tuhanlah Perlindunganmu

Bila Topan Kras Melanda Hidupmu

Bila Topan Kras Melanda Hidupmu

Bila putus asa dan letih lesu

Berkat Tuhan satu-satu hitunglah

Kau niscaya kagum oleh kasihNya

Reff :

Berkat Tuhan, mari hitunglah

Kau kan kagum oleh kasihNya

Berkat Tuhan, mari hitunglah

Kau niscaya kagum oleh kasihNya

Adakah beban membuat kau penat

Salib yang kau pikul menekan berat?

Hitunglah berkatNya, pasti kau lega

Dan bernyanyi trus bahagia!

Bangkit Srukan Nama Yesus

Bangkit srukan nama Yesus

Maju nyatakan kuasaNya

Kita buat iblis gemetar…kalahkan tipu dayanya

Dengan kuasa namaNya

Reff:

Nama Yesus menara yang kuat

Nama Yesus kota benteng yang teguh

Nama Yesus kalahkan semua musuh

Nama Yesus diatas sgalanya

Aloeth : TULISAN DI DAUN PINTU

KUSANDARKAN HARAPAN

(Aloeth)

Dipintumu kusandarkan harapan

Nafasmu gemerlap impian

Pantulan cahaya rembulan di telaga

Tak ramah dijalanan

Tampak sepi dari kasih sayang

Terbaring di pinggiran cita-cita

Tak mampu berkejaran dengan rasa ingin

Sebab kandas diujung

Yang tak mampu melihat jejak pendahulu

Yang tertinggal hanya kebesaran

Yang terdengar samar-samar dibalik pintumu

Suara-suara dari syair-syair

Matahari

Bulan

Bunga

Telaga

Makin cinta akan surgamu



DIKALA DATANG SENJA

Sapu tangan sekat air mengalir di ujung matamu

Rambut memutih

Kerut dahi gambar dari perjalanan

Kian lama kian pasrah

Adakah damai jiwa

Bila sekitarmu tlah mati warna

Kabur

Memudar

Tak usah lagi kau tanya?

Dalam hati yang terdalam

Ayat-ayat Tuhan mengukir dengan indah

Sanggupkah kau redam gemuruh

Derap dibalik pintu

Petikan gitar senandung nestapa

Skj, 30 Mei 2006


BAGIAN PERENUNGAN
(Aloeth)

Dalam kehidupan kita belum seberapa mengerti

Bahwa manusia saling mengiungatkan sebenarnya

Bukan untuk menutupi bisul

Hanya karena menutupi agar tidak merusak

kaidah keindahan

Atau merusak semua keteledoran

Hancurkan Nurani

Sebab semua duka

Tlah mati..

Pilih aku untuk tinggal sendiri

Atau bersama tapi tlah mati rasa memiliki

Sisa-sisa nafas..




BERDUA DI PAGI

(Aloeth)

Kau genggam jemari tanganku

Menikmati pasir putih

Berdua telusuri hari

Menyambut pagi

Anak rambutmu bergerai

Dihembus angin pantai

Gelombangpun bergulir

Hapus tapak-tapak kakimu



BERJALAN DI DEPAN RUMAHKU

(aloeth)

Engkau berjalan di depan rumahku

Dengan tas sekolah dipunggungmu

Menari

Menari

Menghias hari-hari

Na..na..na..

Engkau berjalan di depan rumahku

Dengan tas sekolah dipunggungmu

Menata hari

Meniti hari

Na..na..na..

Engkau berjalan di depan rumahku

Dengan tas sekolah dipunggungmu

Menari

Menari

Menghias hari-hari

Na..na..na..

Datanglah

Datanglah

Ku menemani

Datanglah

Datanglah

Setiap hari



HARI YANG TERINDAH

(Aloeth)

Hari ini

Hari yang terindah

Hari ini

Hari yang terindah

Hari ini

Hari yang terindah

Memberikan kesejukkan

Hari ini

Hari yang terindah

Hari ini

Hari ini

Hari yang terindah

Tak akan memberikan

Kemuraman

Kenistaan

Hari ini

Hari yang terindah




DAMAI TENANG
(Aloeth)

Begitu tenang

Hari ini tenang

Damai

Begitu tenang

Indah fajar

Di sela-sela langit merah

Hari ini tenang

Dan Damai

mega

Rona merah merembang

Begitu Tenang dan damai

Begitu Tenang dan damai

Damai

Tenang

Tenanglah



DARI SEBUAH DONGENG

(Aloeth)

“ Tak..lelo..lelo..lelole gung

putraku sing bagus dewe

mbesuk gade dadi o wong guno

mbangun negoro tujuan mulyo”

masih terdengar irama gending dalam mimpiku

masih tercium wangi bau tanahku

masih bertalu lesung padi ibuku

Diberanda sore menunggu purnama

Bapakku bertutur

Syair-syair

Legenda-legenda

Hikayat-hikayat

Cerita panji

bersama kita menembangkan “Padang Bulan”

kidung yang pernah menjaga malam

dari ancaman Bebendu

murkanya Bethoro Kolo

bersama kita pernah menghitung pagi

terik matahari diufuk timur

kicauan burung

gemercik air dari pancuran bambo

sekarang…

pupukku dirampok ditengah jalan

tengkulak merampas padiku

bandit berdasi merebut sejengkal tanahku

Hutanku gundul

Polusi Udaraku

Sungaiku tercemar

pejuang-pejuang kafir

menakar dan menimbang jasa

sebagai jaminan mengelak tudingan

“mereka berjuang atas nama rakyat”

Bohong!!

Pendusta!!

Penipu!!

Kembalikan surgaku yang kau curi

Kembalikan alamku seperti dulu

Disini bukan arena debat persoalkan salah siapa?

Disini tempat kami

Kami butuh bukti nyata bukan janji

April 1994



DEWANGGA

(Aloeth)

Dewangga bawa anggur

dituangkan penghilang dahaga

Ia pun lupa

Tabib bawa madu

Dari sungai nirwana

Ia pun mabuk diperjalanan

La..la...la...

La..la..la..

Dewangga bawa anggur

dituangkan penghilang dahaga

Ia lupa dan terlena

Tabib bawa madu

Dari sungai nirwana

Ia pun mabuk diperjalanan

Hibur aku dengan madumu dengan anggur

Yang membuat bidadari menari dengan anggun

Jalananan...

Hibur aku dengan madumu dengan anggur

Yang membuat bidadari menari dengan anggun



DI DONGENGI MALAH TIDUR

(Aloeth)

Terus bumi nuswantoro

iku ono pemuda jenenge Sukarno

Sukarno karo Hatta

Presidene Sukarno

Wakile presidene Hatta

Genderone Nuswantoro

Merah putih

Garudo Pancasila

Soko kitab Sutasoma

Jaman Sukarno iku ono senenge yo ono susahe

Pemberontakan aken ono DI/TII, APRA, PKI,

Sukarno mimpin sampai jaman tahun 1965

Sak wise Pak Karno Ambruk dipimpin Pak Suharto

Jaman Suharto yo ono susahe yo ono penak’e

Sak wise tahun 1998 Suharto ambruk

Iku ono istilah REFORMASI

Terus ono pemimpin reformasi

Amin Rais, Megawati, Sri Sultan Hamengkubono X, Abdurahman Wahad (Gus Dur)

Kowe presiden tangi..

Nang bumi Nuswantoro

Tangi..

Bangun..

Pemuda-pemudi Indonesia...



KATA YANG PALING INDAH

(Aloeth)

Kata-kata yang paling indah

Adalah kata-kata damai

Kata-kata yang paling indah

Adalah kata-kata suci

Kata-kata yang paling indah

Adalah ungkapan hati



GAB BIKIN JARAK

(Aloeth)

Ciptakan Gap

Bikin jarak

Bikin orang pusing memilih

Apa kita tidak perlu memilih?

Atau kita dipilih untuk memilih?

Atawa kita dipilih untuk tidak memilih?

Atau kita memilih untuk dipilih?

Atau kita memilih untuk tidak memilih?

Ciptakan Gap

Bikin jarak

Bikin orang pusing memilih?

Smg, Desember 1997



SEMUSIM BUNGA

(Aloeth)

Reggee

C

Semusim bunga matahari

F C

Melebur dalam rayumu

C

Untuk bumi yang terestui

G C

Mengukir indah namamu

C

Kuselipkan bunga ditelingamu

F C

Untaian pesona di hati

C

Kusentuh dikau melati

G C

Hirup wanginya

(Harmonika)

C

Diujung senja

F C

Perahumu berlabuh

C

Rindu kata-kata suci

G C

Semerbak bunga di tamanmu




KEDAMAIAN PAGI

(Aloeth)

Di timur telah bersinar

Matahari kuning keemasan

Rona merah menghias dilangit

Danau hijau permadani

Kedamaian

Keindahan alam

Kedamaian

Keindahan jiwa




REMAJA BERANJAK DEWASA

La..la..la..

Gadis..

Usia remaja

La.la.la

Gadis

Remaja beranjak Dewasa..

La.. la..la

Beranjak dewasa

Kau remaja manjadi gadis

Usia belasan kini beranjak dewasa



LAGU LAGI GANDRUNG

Ketika kutulis kata-kata indah direlung-relung hatimu

Kehempaskan aku dengan harum nafasmu

dingin memberi kesejukan

sejuk..sejuk..

Ketika kubaca garis tanganmu

Kemudian ku kecup di ujung jarimu

Kau balas aku dengan sungging senyummu

Yang manis lesung pipit

Kembang hati..kembang hati

Jadilah melati yang indah

Jadilah bunga mawar yang harum

Mekar..mekar lah memberi keharuman diri

Isi .. hati..isi hati dengan wangi bunga

Aku buat lagu ini hanyak untukmu

Aku buat lagu ini hanya untukmu

Karena aku tahu hatiku

hanya pantas untukmu

Ketika sore hari menjalang malam

Sambil minum secangkir teh di sore hari

Melihat sunset

Bercerita tentang esok hari

Tentang indahnya

Sebuah rumah yang mungil

Tentang gemercik air dari bambu

Tentang anak-anak kita

yang berlari di pematang sawah




MALING NGAKU KYAI
(Aloeth)

Ono maling ngakune kyai

Dodolan ayat kanggo golek duwit

Klambine putih

Kupluke putih

Ning atine opo yo putih

Aku ra weruh 2x

Ngertiku mung siji donyone akeh

Akeh do ngerti neng ora wani

Wedi kualat koyo ning TV

Sendiko dawuh kecemplung neroko

Emange neroko duwek’e Mbahne

Omah’e gede

Pondok’e gede

Nanging opo yo amal’e gede

Aku wong Islam Wajib ngelengke

Marang pak Kyaine

Malah dewekne ngecap aku PKI

PKI...PKI yoben

Sing ngomong barang kowe wae..

Ono maling..ono maling ngakune Kyai..




MARS OBITUARY FOR PERTIWI

(Aloeth)

Bila kebencian tlah mentelikung

amarah-amarah menguak dipermukaan

tak ada kata ramah dihati

suara-suara sumbang mengurung

membuat gerak santunmu terpatri

rasa muak

impianmu semakin membuat ngilu

mungkin ini sebuah perbenturan yang tak akan menetralisir yang menggumpal

izinkan aku mencacimu karena ketidak berdayaanmu

sikap pasrahmu

masih sanggupkah kau pertiwi

masih sanggupkah kau




NGLANGUT DI UJUNG JALAN

(Aloeth)

inginnya aku dekat denganmu

berbagi cerita

berbagi kasih

inginnya aku bersama denganmu

diujung jalan ini

aku tetap menunggumu

ingin hatiku selalu denganmu

berdua mengisi hari

adakah waktu yang ada untuk selalu bersama

mengisi hari..mengisi hari

mengukir cerita antara kau aku

ingin hatiku selalu denganmu

berdua mengisi hari

melewati hari

ingin diriku selalu bersama

menelusuri jalan-jalan yang pernah kita lewati



NYANYIKAN KEBEBASAN

(Aloeth)

Nyanyikan kebebasan

kedamaian

tentang kedamaian

syair-syair

lagu-lagu

tentang kebebasan

atau kedamaian

tentang cerita yang bergulir

tentang kehidupan

Nyanyikan lagu kebebasan

Kedamaian hidup

cerita bergulir

cerita bergulir

tentang kehidupan

keindahan alam

sawah menguning

sungai mengalir

atau

matahari di ujung barat

menikmati sunset disore hari

kulihat panorama

hu..hu..hu..



OMONG KOSONG

(Aloeth)

Damai..

Omong kosong

semua hanya angan-angan

terbelenggu ketololan yang mencuat

Ketololan

Damai..

Omong kosong

Semua bohong

Damai..

bohong

Omong kosong..

Piss..

Di pipisi

Omong kosong




RENUNGAN HIDUP

(Aloeth)

Perenungan jiwa

Perenungan hati

Perenungan rasa

Perenungan hidup

Ungkapkan kata

Ungkapkan bahasa

Ungkapan semua

Perenungan jiwa

Perenungan hati

Perenungan rasa

Perenungan hidup

Ungkapan kata

Ungkapkan makna

Ungkapkan Nurani

La..la..la..la




SEGUMPAL ANGAN

(Aloeth)

Antar cerita di saku mereka

Tentang apa yang patut mereka tentang

Kawan

Lawan

Tertindih karpet Lusuh

Berbau angkuh

Teriak batin ungkapkan rasa penyesalan mereka

Kuras semua pikiran mereka

Lepas semua penderitaan mereka

Ternyata pahit masih lekat pada mereka

Dan..

Ternyata semua telah mati

Karena ketidak tahuan mereka

Semarang, 22 November 1992




SETANGKAI KEMBANG

(Aloeth)

di malam itu kutemukan

setangkai kembang manis

kulihat senyum manis

membuat berdesir didadaku

kunikmati gerakan rambutmu

melambungkan aku ke nuansa lam khayalku

nafasmu memberi aroma di ruangan batin

yang terkasih

di malam itu kutemukan

setangkai kembang manis

dihalaman

senyum yang indah



SLOGAN ANJING

(Aloeth)

Slogan-slogan menhancurkan

Slogan-slogan laknat

Memberi aroma

Harder

Gigit pantat mereka yang ada di Senayan

Ajak mereka berlari-lari

Ajak mereka menhendus kebusukan

Ini dadaku

Yang berlubang

Karena tikaman belatimu



SONG FOR SAMIN

(Aloeth)

Bodro shanti..

Samin..

Liar..

Menyatu dengan alam

Hanya inside

Mereka mempunyai jiwa2 tulus

Pengabdian pada semesta

Nurani.. nurani teruslah hinggap dihati mereka

Jangan nodai mereka dengan hal-hal yang jelas tak pasti

Mereka membuat bingung kabur

Meninggalkan apa yang telah menjadi kebenarannya



SUARA-SUARA DI JALANAN 1998

(Aloeth)

Gegap gepita suara-suara menghadang

Suara sedih

Suara menyayat

Suara tertindas suara teraniaya

Oh satu turun dijalan-jalan

Kibarkan spanduk-spanduk

Kibarkan umbul-umbul

Kibarkan spanduk-spanduk

Mereka bersatu maju terus

Teriakan-

teriakan disana-sini

Teriakan disana-sini

Slogan-slogan membentuk

Membentuk jalanan

Sarkasme, sinisme, anti pati, anti kemapanan

Mereka maju terus maju

Terus Menuju istana

Merobohkan pagar kawat berduri

Petugas keamanan

Pentungan

Peluru karet

Petugas penguasa kocar-kacir

Lari..

Tinggal glangang

Menghantam terus maju

Maju.. terus

Berjalan menembus

segerombolan pemuda

ada seorang pemuda berambut ikal

berbicara cadel

dan berteriak

“Cuma hanya ada satu kata LAWAN”

mereka terus maju..

memberi kabar bahwa ini hari kemenangan

kibarkan panji-panji

kibarkan umbul-umbul

ayo maju terus maju...




TIADA LAGI KAU SADARI

(Aloeth)

Tiada lagi

Tiada lagi

Aku menunggumu hadir lagi disini

Menantikan masa yang indah

Masa antara kau dan aku

Tiada lagi

Tiada lagi

Aku menunggumu diujung jalan ini

Sehening yang kau inginkan

Seindah yang kau harapkan

Akupun sadari

ntuk semua akan pernah berakhir diri indah

kusadari yang tlah terjadi

Menantikan masa yang indah

Masa antara kau dan aku

Tiada lagi

Tiada lagi

Aku menunggumu diujung jalan ini

Sehening yang kau inginkan

Seindah yang kau harapkan

Akupun sadari

ntuk semua akan pernah berakhir diri indah

kusadari yang tlah terjadi

Tiada lagi

Tiada lagi

Aku menunggumu hadir lagi disini




TULISAN DI DAUN PINTU

(Aloeth)

Kata yang tepat untuk menemuimu adalah pecundang

kata yang tepat untuk adalah pecundang

tapi itu bukan nilai yang paling hakiki

bagiku kemerdekaan untuk menolak

dan kebebasan untuk bilang tidak

adalah nilai kata-kata paling tinggi

untuk kemerdekaan yang terpasung

kami nyanyikan bersama akal




NGOMONG APA?

(Aloeth)

Gunakan lidah untuk menghadang

brondongan aniaya

awan masa lalu..

Tak sanggup menghadirkan kembali

gelora masa lalu

Tak sanggup menghadirkan kembali

gelora masa lalu

Tak sanggup menghadirkan kembali

gelora masa lalu

Tak sanggup menghadirkan kembali

gelora masa lalu






Aloeth : SALAM UNTUK SALMAH

PERTEMUANKU DENGAN MALAM

Malam membacakan pikiranku

“ Putraku, adakah yang ganjil pada diriku

hingga kau menatap langitku

adakah yang hilang pada bintangku

ataukah ada yang kurang pada bulanku”

Malam mengumbar Kegelisahanku

“ Putraku, kepakan tanganmu

biarkan bermain dengan bayang sinar bulanku

biarkan jemari rindumu memegang asa

renungkan dimana kau berpijak dan berdiri

Malam berbisik ditelingaku

“ Putraku, pejamkan matamu

leburlah bersama nafasku

karena kau putra malam”

Smg, 220596



KISAH LINGKARAN KASIH

Ada sebuah lingkaran kecil di dalam sebuah lingkaran

Dimana lingkaran itu

Masih dikelilingi lingkaran berikutnya

Lingkaran tersebut

Ternyata masih berada di dalam lingkaran

Yang lebih besar

Lingkaran yang lebih besar

Juga masih berada di lingkaran

Yang paling besar

Ada sebuah perasaan

Di dalam sebuah perasaan

Dimana perasaan itu

Masih didekapi perasaan berikutnya

Kemudian seterusnya

Dan seterusnya

Sungguh kita memang

Berada dibagian yang memang bagian kita

Sungguh mulia orang tua kita

Pagari kasih yang tulus

Sungguh indah hidup ini

Kalau tahu arti lingkaran kasih

Orang tua kita

Semarang, 22051996



MERAH-BIRU LANGITKU

Surya mengintip malu-malu

Dari sela-sela mega

Menebar rona merah

Dilangitku yang biru

Menambah cantik bumiku

Hembusan angin

Membelaiku

Mendekapku

Melambungkanku

Akan karya besar Illahi

Parangtritis yang apik

Sampaikan rinduku

Dipenjuru mata angin

Biarkan aku melayang

Bersama cerita manis

Yang aku impikan

Meski merah-biru langitku

Parangtritis, 190596




KULEMPARKAN RINDUKU

DITENGAH SAMUDRA

Semarak pesta bibir belum usai

memberi kilau merah hati di seluruh batinku

sebagian tersenyum mencibir

menepis kehadiran yang pahit

sebagian lagi tersenyum sinis

menelan mentah rasa iri

ada yang menggigit sebagian bibir

mengembang asa disegala sudut

Bersungut bibirmu yang mungil, wahai mawarku

ada desah dalam kulum bibirmu

menjuntai perasaanku

tertawan secangkir madu dalam basah bibirmu

kecap bibirmu beradu

seiring kecipak air laut senja itu

Hanyut dalam dekapan manis

yang memberi megamahnit

menetralisir kerasnya partikel cinta

satukan senyawa kasih dalam peluk

berpeluh cerita

Rona merah merembang di ufuk barat

pertanda senja mulai usai

desir ombak membuat alunan lembut

yang menusuk kisi-kisi hatiku

ombak kecil bergulung

menerpa mata kakiku

sadarku dari manisnya lamunan

kulempar kerikil di tengah samudra

kulempar rinduku di tengah samudra

Parangtritis,190596


GADIS YANG AKU TEMUI MALAM ITU

Gadis yang aku temui malam itu

Menari dalam busana Jawa

Lemah gemulai mainkan tarimu

Keringat di dahimu bagai pernik-pernik mutiara

Keindahan menjadi figur tarimu

Kedamaian menjadi selendang tarimu

Ketenangan menjadi iringan tarimu

Sungguh anggun

Gadis yang aku temui malam itu

Smg, 250596


DARI DIARY SEORANG GADIS

“Tuhan...

maafkan aku

aku lagi khilaf

sirami hatiku

dengan Nur Illahi

kemana lagi kalau bukan padaMu Tuhan”

Jawaban ada di hatimu

Jangan kau buat merintih

Karena kata-katamu

Mengapa tidak ada yang menyapa

Mengapa tidak ada yang meraba

Sekitarmu kering

Menari-nari

Melukis cinta dengan warna semu

Tatanan lembut

Iramanya mendayu-dayu

Hanyut

Terlena pada kerlip lampu kota

Kini bintang mu mulai redup

Tak berpijar lagi

Kau butuh pelita untuk mengantarmu

Pulang

Smg, 190596



PAGI, CERITAKU

Surya menampakan senyum

Merayap pelan

Riyub mataku

Sambut sang mentari

Di pagiku yang sejuk

Lestari tanahku

Lestari cintaku

Hijau bumiku

Hijau ceritaku

Juga untuk kamu

Pati, 290596



SETAPAK LANGKAHKU

Kemarin, semua terasa hambar

Karena tak sanggup memberi-Mu kesetiaan lagi

Bisulku tumbuh dipantat

Antar keredupan Imanku

Tak bisa lagi aku duduk didepan-Mu

Semakin aku jauh berlari

Semakin tak jelas arah yang kutuju

Di tempat pemberhentian

Terlintas lagi Bayang-Mu

Memenuhi ruangan batinku

Rumahku yang kosong

Terisi penuh Nafas-Mu

Kusentuh Asma-Mu dalam setiap tidurku

Hanya senandung Dzikirku

Ingin rasanya aku bersimpul di Kaki-Mu

Aku ciumi wangi Tubuh-Mu

Menyatu renungan suciku

Ingin hadirkan Diri-Mu

Manjing direlung Hatiku

Sekarjalak, Agustus 94



PANGKON I

Ketika aku kecup jemarimu yang mungil

Ada getaran dalam dadaku

Perasaan yang sulit

Terlukis dalam kata-kata

Butiran air matamu

Tergambar manis cerita cinta

Gerak bibirmu lantunkan irama cinta

Nafasmu menyatu dengan kasmaran

Hanya jangkrik mengiringi buaian sayang

Hanya bintang menerangi cengkrama kita

Semua larut dalam indahnya malam

Semarang, Juni 94


PANGKON II

Mungkin aku hanya mampu

menanggalkan kata-kata manis

selembar kertas

aku tuang semua isi hatiku

bermain dengan perasaan

berjaketkan kasihmu

Mungkin aku hanya bisa

mengagumi keayuan wajahmu

sekedar rindu buatmu

yang terpatri indah dalam anganku

Semarang, Juni 1994


KEMBANG

Diantara lebatnya ilalang

Aku temukan sekuntum kembang

Yang mulai mekar

Kembang itu terpuruk

Dalam keganjilan malam

Berteman dingin malam yang nakal

Berhembus mencicipi halus tubuhmu

Kembang wangi

Ingin rasanya aku petik

Ku kecup dengan ketulusan hatiku

Dengan keiklasan batinku

Semarang, Juni 94




SALAM UNTUK SALMAH

DI TENGAH MALAM

Aku gelar Sajadah

tengadahku dengan segala doa

buat jilbabmu yang berlumuran darah

buat gadis Bosnia

yang telah hilang kerperawanannya

buat Janda Bosnia

yang harus membesarkan anak yatim

buat rumah sucimu yang hancur

bangkitlah Bosnia!

Atas nama kemanusian..

Tetaplah pakai baju kurungmu

Jangan tanggalkan jilbabmu

Hiruplah penuh kalimatullah

Tegakkan panji-panji

Sambutlah hari esok

Dengan tekad dan janji

Bosnia..

Meski jilbabmu berlumuran darah

Smg, Oktober 96




PERCINTAAN MATAHARI DAN BULAN

Bulan

Aku sapih esemmu dari anganku

Biar lepas aku menekar rindu

Aku simpan ranum bibirmu dalam pikiranku

Biar aku sanggup menelanjangi perasaanku

Aku sembunyikan dalam wujud keseluruhan

Biar suatu saat aku tumpahkan rasa kangenku

Matahari

Berilah sinar kasihmu

Biar terang diseluruh ceritaku

Tebarkan warna emasmu

Biar aku terbalut di malam hari

Matahari dan bulan

Tak akan mungkin bersatu

Tapi pancaran cinta

Gambarkan keabadian kasih

Smg, 250596



ADAKAH PERCINTAAN KITA SEPERTI ITU?

Adakah percintaan kita seperti itu?

Seperti Adam Hawa

Seperti Romeo Yuliet

Seperti Sampay Ingtay

Seperti Roro Mendut pronocitro

Seperti Layla Majnun

Seperti Sangkuriang-Dayang Sumbi

Seperti Bandung Bondowoso-Roro Jongrang

Seperti Ken Arok-Ken Dedes

Di goda

Di sanjung

Indah

Sakit

Manis

Mati

Atau apa saja yang dikatakan hati?

Adakah percintaan kita seperti itu?

INGINKU... PADAMU

Ingin ku miliki banyak hari

Berdua denganmu

Memandang ombak di lautan

Burung camar terbang

Bermain di derunya

Diam..

Bergandeng tangan di pantai

Melihat sunset.

Ingin ku miliki banyak hari

Berdua denganmu

Berlari..

Bergulung.berdua

Di pasir putih

Genggam tanganku erat

Bersama bisikan indah ditelingamu

Ingin ku miliki banyak hari

Berdua denganmu

Arungi dengan perahu

Bermahkotakan bintang-bintang

Kulukis semua hidup ini

Dengan cinta dan cita

Ingin ku miliki banyak hari

Berdua denganmu

Wdngan,300105




DI JALAN INI...

Hujan di sore

Berlari ..dijalan ini

Gaun putihmu

Ekor rambutmu

Sepatu putihmu

Sekuntum mawar merah

Kuingat semua

Tak kan habis waktuku melamun

Mengenangmu adalah

Kerinduan yang menyakitkan

Bila tiba saatnya

Kesepian menanti

Hujan di sore

Berlari.. dijalan ini

Sebuah kenangan

Terlukis di benak

Gaun putihmu

Ekor rambutmu

Sepatu putihmu

Sekuntum mawar merah

Hujan di sore

Berlari ..dijalan ini

Trotoar Sudirman,040198




UNTUKMU..

Matamu sayu memandang

Rambutmu terurai di hembus angin

Di balik daun pintu

Tanganmu meremas

mainkan ujung bajumu

air matamu menetes

inginku memelukmu

erat di senja itu

di balik daun pintu

kau lambaikan tanganmu

dengan hati yang kecewa

Tolong..

hapuslah air matamu

Tetesan embun dihelai bunga melati

Tertutup rimbun ilalang

Melati indah

Gerimis menyapu kerinduan hati


DIMANA KAU SURGAKU

Dengar dibalik punggungmu

Nyanyian anak dipinggir kali

Kecipak air di sela-sela kakimu

Tangis anakmu

perahu kertas tenggelam

masih hijau

ingatanku

biarkan aku pejamkan mataku

mencari surgaku yang terselip

entah dimana?




MURAHURA...BANGUNKANKU

Bangunlah

Kau telanjangiku

Berdirilah tegar

Tembus

Koyak

Masuklah.....

Bangunlah

Kau telanjangiku

Berdirilah tegar

Tembus

Koyak

Masuklah.....

Semua bangunkanku

Telanjangi

Mandikanku

Semua berdiri tegar

Menembus segerombolan jubah hitam

Koyak kain putih

Masuklah..

Permadani merah

Bawaku pada tahtamu



GITARMU DI SENJA

Petikan senar gitarmu

Digubuk sawah

Dekat warung kopi

Mencari ketenangan

Berekreasi batin

Bergulung hijau padi mulai tumbuh

Mau kau dusta pada benih yang belum lahir

Kesetian diuji

Kebosanan menghampiri

Kontras sekali dengan lagu Iwan

Yang kau nyanyikan menjelang senja

“ bibirku bergerak tetap nyanyikan cinta

walau aku tahu tak terdengar

jariku menari tetap tak kan berhenti

sampai wajah tak murung lagi”


KARENAMU AKU BEGINI

Bengis

Belati

Darah

Tercecer di lantai

Kau habisi

Kau kebiri

Tlah berpulang ke tanganmu

Tercipta

Terambil lagi

Tak dimainkan

Gugat !!

Bila perdamaian terwujud

Hingga tak ada perbedaan

Antara kau dan aku

Antara buruk dan bagus

Antara panjang dengan pendek

Antara ada dan tak ada

Dimana tempatmu

Dan dimana letakku

Selamat pagi kedamaian

Dipintumu kusandarkan harapan

Nafasmu gemerlap impian

Pantulan cahaya rembulan di telaga

Tak ramah dijalanan

Tampak sepi dari kasih sayang

Terbaring di pinggiran cita-cita

Tak mampu berkejaran dengan rasa ingin

Sebab kandas diujung

Yang tak mampu melihat jejak pendahulu

Yang tertinggal hanya kebesaran

Yang terdengar samara-samar dibalik pintumu

Matahari

Bulan

Bunga

Telaga

Makin cinta akan surgamu